Bab 4 Gaya Seorang Istri Mengurus Rumah Tangga

by Shin Kyung-sook 07:43,Jun 28,2024
Changmin tidak berkata apa pun lagi, " … "

Tidak tahu apakah menurutnya hati seseorang terlalu rumit atau apakah menurut Hyerim hati seseorang terlalu sederhana.

Dia perlu memikirkan kembali persoalan ini.

Seolah-olah dia tidak ingin memercayai dukungan dari Hyerim tanpa suatu alasan tertentu, dia mengingatkannya lagi:

“Hyerim, apakah kamu nggak takut uang ini akan terbuang percuma kalau-kalau aku nggak bisa mengembalikannya di kemudian hari?”

Hyerim berpikir sejenak dan menegaskan:

“Jika memang akan terjadi hal seperti itu juga pilihanku sendiri.”

“Aku memilih untuk menikah denganmu dan menjalani hidupku bersamamu, jadi aku pun harus memercayaimu.”

“Jika aku membuat pilihan yang salah, maka aku akan menanggung akibatnya.”

“Setiap orang memng harus menanggung akibat dari pilihannya sendiri, bukan?”

Changmin terdiam lagi, " … "

"Changmin-ssi, saya nggak berharap kamu kaya-raya, juga nggak berharap kamu bisa menghasilnya banyak uang jika berhasil memulai kembali, tetapi kamu setidaknya harus bersemangat dan terlihat seperti pilar keluarga."

Hyerim tampak seperti sedang memberi dukungan dan juga tampak seperti memberi peringatan.

“Jadi mulai hari ini, jangan terus berpikir bahwa kamu dulunya adalah bos sebuah perusahaan, kamu harus bekerja keras. Jika kamu putus asa dan bermalas-malasan karena ini, tentu saja aku akan punya cara untuk mengatasimu.”

“Apa kamu sudah mulai mengontrolku sekarang?” Changmin mengangkat bibirnya dan tersenyum.

Hyerim menjadi serius, "Aku bukannya mengontrolmu. Meskipun aku sudah bersiap untuk kemungkinan terburuk, aku juga nggak ingin kehilangan dua ratus juta itu, jadi aku akan mengawasimu."

Changmin tersenyum dan memakan mie.

Tiba-tiba dia merasa bahwa semangkuk mie telur dalam kuah bening ini sepertinya tidak begitu buruk.

Setelah makan beberapa suap mie, dia berkata kepada Hyerim, "Kamu nggak perlu meminjamkanku dua ratus juta itu. Baru saja seorang teman mengirimkanku pesan KakaoTalk dan dia sudah mengirimkan uang tersebut ke rekening perusahaanku. ”

Hyerim mengangkat kepalanya, “Benarkah?”

"Iya.” Changmin lanjut memakan mie.

“Temanmu cukup bisa diandalkan, mamu harus berterima kasih padanya nanti.”

“Tapi.” Dia berkata lagi, “Sebaiknya kamu terima saja dua ratus juta ini untuk keadaan darurat dulu, lagipula, kamu akan berhutang budi kalau kamu meminjam dari sahabatmu.”

Setelah menghabiskan mienya, Changmin meletakkan mangkuk dan sumpitnya, "Nggak apa-apa, kita sudah berteman baik selama lebih dari sepuluh tahun. Simpan aja uangmu, nggak mudah bagimu untuk bisa menabung segitu."

Hyerim juga sudah selesai makan dan bangun untuk berkemas, "Kalau begitu kamu kasih tahu saja jika kamu membutuhkannya."

Setelah beres-beres, keduanya pun masing-masing berangkat kerja.

Sebelum pergi, Hyerim menghibur dan menyemangati Changmin.

Hyerim baru saja keluar dengan skuter listrik dan kemudian berhenti di tengah jalan, dia mengirim dua pesan KakaoTalk ke Changmin:

"Takut kamu nggak punya uang untuk naik taksi, jadi aku baru saja transfer empat juta ke saldo KakaoTalk-mu."

"Semuanya akan baik-baik saja, semangat!"

Changmin mengernyit ketika ketika membaca pesan teks KakaoTalk dari Hyerim.

Pantas saja dia mengatakan bahwa ponselnya tidak ada sinyal sebelum keluar dan ingin menggunakan ponselnya.

Ternyata Hyerim takut dia tidak akan menerima transfer saldo ke KakaoTalk miliknya, sehingga dia sengaja menggunakan ponselnya untuk menerima saldo tersebut.

Changmin sedang duduk di dalam Rolls-Royce saat ini.

Baginya, empat juta ini hanyalah uang recehan.

Bahkan mungkin lebih tidak bernilai dari recehan.

Akan tetapi, ini pertama kalinya bagi dia yang memiliki aset lebih dari sebelas digit merasa bahwa recehan senilai empat juta ini bernilai tinggi.

Melihat pesan teks KakaoTalk dengan Hyerim dan melihat catatan transfer empat ratus, dia sekali lagi hanyut dalam pikirannya ...

Hyerim pun sibuk bekerja seharian di kantor.

Sebelum pulang kerja pada sore hari, Taehoo mengingatkannya bahwa kantor akan mengadakan acara makan malam.

Taehoo menghampirinya dan berkata, "Hyerim, kamu harus membawa suamimu hari ini, atau kamu akan dianggap nggak memberi muka pada kami semua."

“Kebetulan, aku juga ingin membawa suamiku.” Hyerim mengeluarkan ponselnya, “Tapi, aku harus bertanya dulu apakah dia punya waktu luang.”

Taehoo sengaja menambahkan, "Kamu baru saja menikah, nggak apa-apa jika kalian nggak mengadakan resepsi pernikahan, tapi dia akan tampak meremehkanmu kalau dia bahkan nggak ingin datang menemui kami."

Hyerim tidak peduli apakah Changmin meremehkannya.

Dia mengabaikannya dan beranjak ke samping untuk menelepon.

Jika Changmin bisa datang, dia bisa memperkenalkannya kepada semua orang dan menyelamatkannya dari lebih banyak masalah setelah pengakuan dan pelecehan dari Taehoo.

Jika Changmin tidak bisa datang, dia pun tidak akan merasa malu ataupun nggak nyaman.

Anehnya, Changmin menyetujuinya.

Pada pukul 18:40, Changmin muncul di no. 6 jalur 3.

Dia membawa seekor ayam dalam tas transparan di tangan kirinya dan beberapa buah dan sayuran yang baru dipetik di tangan kanannya.

Karena Kihoon memaksanya memetik sayuran dari ladang untuk dibawa ke tempat Hyerim, sehingga celana dan sepatu kulitnya pun terkena lumpur. Dia tidak sempat pulang unttuk ganti dan sontak muncul di hadapan Hyerim.

Hyerim menatapinya, “Bukankah aku sudah bilang kita akan pergi makan? Kenapa kamu membeli begitu banyak sayuran?”

“Ayahku beternak ayam dan juga menanam sayuran,” Changmin menatapiya, “Apakah ada kulkas di kantormu? Kalau ada, bisa taruh di sana dulu.”

“Hyerim, apakah ini pria yang kamu nikahi dengan kilat?" Taehoo menatapi Changmin dengan lumpur di celananya dan berkata dengan bercanda, "Keluarganya bertani dan beternak ayam? Seorang petani?"

Hyerim tidak tahu apakah Kihoon adalah seorang petani.

Dia hanya tahu bahwa Kihoon sangat terpukul ketika istrinya meninggal tujuh tahun lalu, tidak mudah baginya untuk menerima kenyataan ini.

Changmin datang dengan membawa sayuran dan ayam, juga ada lumpur di celananya. Sepertinya dia baru saja membantu di ladang.

"Kenapa dengan petani? Kamu nggak memakan nasi yang ditanam oleh para petani?" Hyerim sontak menjawab dengan kesal pada Taehoo.

“Saya nggak bermaksud meremehkan para petani.” Taehoo tampak berbaik hati, “Hanya saja sekarang para petani pun sudah pergi ke kota untuk bekerja karena mereka nggak bisa mendapatkan penghasilan yang layak di pedesaan. Aku 'kan takut kamu akan menderita bersamanya.”

...

"Terus, kalian suami istri mengobrol di luar kemarin. Perusahaan suamimu bangkrut, rumah dan mobilnya juga disita oleh bank dan dia sudah nggak punya uang. Dia juga meminta dua ratus juta darimu, apakah aku salah dengar?"

"Kamu menguping pembicaraan kami kemarin?"

"Apanya menguping? Aku hanya kebetulan lewat."

Taehoo terus berpura-pura berbaik hati.

"Hyerim, aku hanya takut kamu akan ditipu. Kalau dia memang meminta dua ratus juta padamu di hari pertama kalian menikah, dia sungguh keterlaluan. Jangan-jangan dia melihatmu pandai menghasilkan uang dan ingin mengandalkanmu menghidupinya, jadi dia baru menikahimu?

Sambil berbicara, Taehoo berpura-pura khawatir dan menatap Changmin.

“Hyerim, kalau enak didengar itu pernikahan kilat, kalau nggak enak didengar itu kamu mendapatkan pria gigolo. Kenapa kamu nggak membicarakan hal besar seperti ini terlebih dulu denganku dan Mikyung? Lihatlah, betapa nggak bisa diandalkan pria yang kamu dapatkan ini."

Semua orang mulai berbisik di bawah hasutan Taehoo.

“Ternyata Hyerim Eonni mendapatkan pria gigolo”

"Dia terlihat lumayan tampan, benar-benar nggak kelihatan."

"Apanya yang aneh? Banyak pria gigolo yang mengandalkan wanita zaman sekaran. Hyerim Eonni pasti tertipu."

Orang-orang di perusahaan menuding Changmin.

Awalnya orang-orang mengira Hyerim menikah dengan baik dan mendapatkan pria yang tinggi dan tampan, tetapi sekarang malah mendapatkan banyak komentar negatif.

Changmin mengabaikannya sama sekali.

Dia hanya berdiri diam di sana. Baginya, sekelompok orang ini seperti beberapa semut yang merayap di bawah kakinya sambil memandangi pemandangan.

Sangat mudah untuk menghancurkan mereka jika dia menginginkannya.

Tapi dia tidak begitu kurang kerjaan.

Dia hanya terus mengagumi pandangannya.

Dia ingin melihat reaksi Hyerim, sehingga pandangannya pun hanya tertuju pada Hyerim ...

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

80