Bab 5 Jatuh Dalam Pelukanmu
by Andrew Wang
18:38,Jul 27,2023
“Aku tidak berpura-pura! Aku sungguh tak sadarkan diri tadi. Anda menakuti aku, sama seperti sekarang, aku benar-benar takut. Tuan, aku mengakui kesalahanku, aku bersedia melakukan apapun namun jangan seperti ini. Kumohon biarkan aku pergi.” Selena Tan memberanikan diri untuk bicara berhadapan langsung dengan pria tampan itu. Jarak tubuh mereka kian dekat lantaran pria itu terus melangkah menghampirinya. Selena Tan grogi, ia terus mundur hingga mentok pada sisi ranjang.
Pria itu tersenyum seringai saat melihat ketidak-berdayaan Selena Tan, tak punya tempat berlari lagi. Wanita itu sepenuhnya ada dalam genggaman kekuasannya. Ia duduk di pinggir ranjang, walaupun gairahnya memuncah, namun ia masih punya hati nurani untuk mengasihani seseorang. “Aku sebenarnya bisa melakukannya tanpa menunggu kamu sadar. Tetapi itu sama sekali tidak menyenangkan, hanya bermain sepihak dan memanfaatkan sisi lengah lawan. Itu sama sekali tidak menarik bagiku.”
Selena Tan merasa ada harapan baginya untuk lolos dari intaian pria itu. Ia merasa bersyukur karena pria itu masih punya perasaan. “Aku akan menyicilnya tuan, aku tidak akan lari dari tanggung jawab.”
“Jangan merasa senang dulu! Aku tidak menyentuhmu saat kamu tidur, bukan berarti aku akan membiarkan kamu keluar dari sini secara utuh. Tawaranku tetap sama, kamu masih harus melayaniku satu malam, maka hutangmu lunas.” Tegas pria itu kembali berperingai dingin dan menyoroti Selena Tan dengan tatapan tak senang.
Selena Tan mengerutkan dahinya, salah mengira bahwa posisinya sudah aman namun nyatanya ia hanya menunda bom waktu. “Sebenarnya aku belum pernah melakukan itu. Aku punya impian untuk melakukannya bersama orang yang akan menikahiku. Hubungan atas dasar suka sama suka. Aku bahkan belum mengenalmu, bagaimana aku bisa menyerahkan diri kepada anda?” Lirih Selena Tan, di tengah himpitan situasi yang tidak menguntungkan baginya, hanya cara ini yang bisa ia lakukan dan berharap sanggup melunakkan hati pria itu dan melepaskannya.
Pria itu tersenyum seringai, masih menatap Selena Tan dengan tatapan remeh. “Nicole Saputra.”
“Hah?” Selena Tan termangu seketika mendengar nama itu tercetus dari bibir si pria.
“Bukankah kamu ingin mengenal siapa aku? Sekarang sudah puas kan? Jangan merasa sok asing lagi karena aku yakin kamu pasti senang begitu tahu identitasku.” Timpal Nicole Saputra yang merasa sudah memenuhi permintaan Selena Tan dan kini siap menagih haknya. Ia berdiri kemudian tanpa canggung menanggalkan handuk yang menutupi bagian tubuh bawahnya.
Selena Tan shock hingga berteriak saat sepasang matanya telah dinodai oleh pemandangan menakjubkan di hadapannya. Pria itu benar-benar polos, tak ada sehelai benang pun yang menutupi lekuk tubuh atletisnya. “Aaarrghhh! Tuan, aku mohon jangan seperti itu. Aku sungguh belum pernah ....”
“Belum pernah? Oh ... Apa maksudmu belum pernah denganku? Ya, kalau itu memang aku akui, aku juga baru pertama kali berbagi ranjang dengan wanita sederhana seperti dirimu. Berapa umurmu? Tidak di bawah umur lagi bukan? Ini pasti bukan mainan baru bagimu.” Jawab Nicole Saputra sembari naik ke atas ranjang, perlahan menghampiri Selena Tan yang duduk memeluk lutut saking grogi.
Selena Tan menjadi kepikiran gara-gara pertanyaan Nicole Saputra, usianya memang sudah sangat pantas merasakan kenikmatan duniawi. Sayangnya ia selama ini terlalu sibuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga tak sadar bahwa ia tak pernah memikirkan kesenangan untuk dirinya sendiri. ‘Apakah tidak masalah jika aku ikut menikmatinya? Kali ini saja ....’ Pertahanan hati Selena Tan mulai goyah, ia tak menampik bahwa pesona dari tuan muda yang telah memperkenalkan diri itu sulit untuk ditepiskan. Dia adalah pria pertama yang menampakkan padanya bagaimana postur tubuh seorang pria dewasa. Dan Selena Tan tergiur, ia wanita yang normal, menyukai pesona pria tampan meskipun di sisi lain hatinya menilai bahwa tindakan ini salah.
Nicole Saputra sudah berada tepat di hadapan Selena Tan, tangannya menyentuh wajah wanita itu dengan lembut. Sasaran utamanya kali ini sangat jelas, ia ingin memagut bibir ranum yang setengah terbuka seakan menantang dirinya untuk memagutnya mesra. ‘Bagaimana ini? Apakah aku harus melanggar prinsipku?’ Selena Tan ketar-ketir karena perasaan yang mulai goyah namun pikirannya masih cukup sehat mengingatkannya untuk mengendalikan diri. Ia seharusnya menolak pria itu, mendorong jauh tubuh itu agar tidak mengintimidasi dirinya. Tetapi masalahnya, Selena Tan tak bisa mencegah jantungnya yang berdetak kencang, darah yang mendesir serta hangat yang menjalar di sekujur tubuh karena sentuhan lembut pria itu. Selena Tan terbawa suasana, sekeliling yang sunyi, hanya ada mereka berdua dan bebas melakukan apapun. Tempat ini sungguh menghipnotis dirinya untuk menjadi wanita patuh yang bersedia direngkuh oleh pria tampan itu.
Bibir Nicole Saputra berhasil menyentuh lembut bibir incarannya, dengan lembut mengecupnya hingga membuat Selena Tan memejamkan mata. Wanita ini terlena oleh buaian pria yang sudah sangat berpengalaman dalam memuaskan wanita. Akal sehat Selena Tan benar-benar hilang manakala ia membiarkan tangan pria itu dengan leluasa menanggalkan pakaiannya, sehelai demi sehelai kain penutup tubuh itu berhamburan di sembarang tempat.
‘Aku benar-benar sudah gila, tapi ini terasa sangat nyaman.’ Selena Tan membatin saking terbuai dengan kelembutan yang Nicole Saputra dalam setiap inch kulitnya. Desahannya mencuat ketika pria itu begitu cekatan memberikan sentuhan lembut di area sensitifnya. Nafas Selena Tan berderu cepat, sensasi kenikmatan yang baru pertama kali ia rasakan sehingga ia tak mampu berpikir rasional terhadap apa yang ia lakukan sekarang. Kesabaran Nicole Saputra memberikan pemanasan dalam permainan itu pun mencapai titik terakhir, ia perlu melakukan sentakan utama agar bisa memasuki diri Selena Tan seutuhnya.
“Aaarrrghhh!” Jeritan Selena Tan terdengar nyaring saat Nicole Saputra menggagahinya. Kini tak ada lagi yang bisa ia banggakan, segel keperawanannya telah ia serahkan kepada pria itu.
***
“Aku minta maaf, aku pikir kamu hanya berbohong ketika mengatakan belum pernah.” Nicole Saputra ternyata bisa berkata lembut kepada seorang wanita. Bisa dibilang ini kali pertama dalam hidupnya, ia merasa sangat bersalah dan menyesal selepas bercinta. Wanita itu masih terus menangis sesenggukan, meratapi apa yang telah hilang dari dirinya dan yang tersisa dari kenikmatan sesaat itu hanyalah rasa perih di hati serta area yang telah dimasuki kejantanan seorang pria. Selena Tan belum sanggup merespon pernyataan maaf itu. Nicole Saputra seakan bertukar posisi dengannya, andai saja sejak awal pria itu menerima permohonan maaf darinya, semua keburukan ini tidak akan terjadi.
Selena Tan masih larut dalam tangisannya, hanya itu yang bisa melegakan perasaan yang dirundung penyesalan. Mengapa ia harus terlena sehingga begitu bodohnya menyerahkan kesucian pada pria itu? Sementara Nicole Saputra kian kebingungan menghadapi suara isakan itu. Pikiran tuan muda itu kacau, tak mampu berpikir jernih karena tertekan rasa bersalah. Ditatapnya lekat wajah Selena Tan, mereka bahkan belum sempat berpakaian utuh selepas bercinta. Nicole Saputra menelan saliva, entah apa yang akan ia katakan adalah keputusan yang tepat atau bukan, yang pasti ia sudah bertekad untuk melontarkannya. “Sudah, hentikan tangisanmu! Aku akan bertanggung jawab. Kamu akan aku nikahi, secepatnya!”
***
Pria itu tersenyum seringai saat melihat ketidak-berdayaan Selena Tan, tak punya tempat berlari lagi. Wanita itu sepenuhnya ada dalam genggaman kekuasannya. Ia duduk di pinggir ranjang, walaupun gairahnya memuncah, namun ia masih punya hati nurani untuk mengasihani seseorang. “Aku sebenarnya bisa melakukannya tanpa menunggu kamu sadar. Tetapi itu sama sekali tidak menyenangkan, hanya bermain sepihak dan memanfaatkan sisi lengah lawan. Itu sama sekali tidak menarik bagiku.”
Selena Tan merasa ada harapan baginya untuk lolos dari intaian pria itu. Ia merasa bersyukur karena pria itu masih punya perasaan. “Aku akan menyicilnya tuan, aku tidak akan lari dari tanggung jawab.”
“Jangan merasa senang dulu! Aku tidak menyentuhmu saat kamu tidur, bukan berarti aku akan membiarkan kamu keluar dari sini secara utuh. Tawaranku tetap sama, kamu masih harus melayaniku satu malam, maka hutangmu lunas.” Tegas pria itu kembali berperingai dingin dan menyoroti Selena Tan dengan tatapan tak senang.
Selena Tan mengerutkan dahinya, salah mengira bahwa posisinya sudah aman namun nyatanya ia hanya menunda bom waktu. “Sebenarnya aku belum pernah melakukan itu. Aku punya impian untuk melakukannya bersama orang yang akan menikahiku. Hubungan atas dasar suka sama suka. Aku bahkan belum mengenalmu, bagaimana aku bisa menyerahkan diri kepada anda?” Lirih Selena Tan, di tengah himpitan situasi yang tidak menguntungkan baginya, hanya cara ini yang bisa ia lakukan dan berharap sanggup melunakkan hati pria itu dan melepaskannya.
Pria itu tersenyum seringai, masih menatap Selena Tan dengan tatapan remeh. “Nicole Saputra.”
“Hah?” Selena Tan termangu seketika mendengar nama itu tercetus dari bibir si pria.
“Bukankah kamu ingin mengenal siapa aku? Sekarang sudah puas kan? Jangan merasa sok asing lagi karena aku yakin kamu pasti senang begitu tahu identitasku.” Timpal Nicole Saputra yang merasa sudah memenuhi permintaan Selena Tan dan kini siap menagih haknya. Ia berdiri kemudian tanpa canggung menanggalkan handuk yang menutupi bagian tubuh bawahnya.
Selena Tan shock hingga berteriak saat sepasang matanya telah dinodai oleh pemandangan menakjubkan di hadapannya. Pria itu benar-benar polos, tak ada sehelai benang pun yang menutupi lekuk tubuh atletisnya. “Aaarrghhh! Tuan, aku mohon jangan seperti itu. Aku sungguh belum pernah ....”
“Belum pernah? Oh ... Apa maksudmu belum pernah denganku? Ya, kalau itu memang aku akui, aku juga baru pertama kali berbagi ranjang dengan wanita sederhana seperti dirimu. Berapa umurmu? Tidak di bawah umur lagi bukan? Ini pasti bukan mainan baru bagimu.” Jawab Nicole Saputra sembari naik ke atas ranjang, perlahan menghampiri Selena Tan yang duduk memeluk lutut saking grogi.
Selena Tan menjadi kepikiran gara-gara pertanyaan Nicole Saputra, usianya memang sudah sangat pantas merasakan kenikmatan duniawi. Sayangnya ia selama ini terlalu sibuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga tak sadar bahwa ia tak pernah memikirkan kesenangan untuk dirinya sendiri. ‘Apakah tidak masalah jika aku ikut menikmatinya? Kali ini saja ....’ Pertahanan hati Selena Tan mulai goyah, ia tak menampik bahwa pesona dari tuan muda yang telah memperkenalkan diri itu sulit untuk ditepiskan. Dia adalah pria pertama yang menampakkan padanya bagaimana postur tubuh seorang pria dewasa. Dan Selena Tan tergiur, ia wanita yang normal, menyukai pesona pria tampan meskipun di sisi lain hatinya menilai bahwa tindakan ini salah.
Nicole Saputra sudah berada tepat di hadapan Selena Tan, tangannya menyentuh wajah wanita itu dengan lembut. Sasaran utamanya kali ini sangat jelas, ia ingin memagut bibir ranum yang setengah terbuka seakan menantang dirinya untuk memagutnya mesra. ‘Bagaimana ini? Apakah aku harus melanggar prinsipku?’ Selena Tan ketar-ketir karena perasaan yang mulai goyah namun pikirannya masih cukup sehat mengingatkannya untuk mengendalikan diri. Ia seharusnya menolak pria itu, mendorong jauh tubuh itu agar tidak mengintimidasi dirinya. Tetapi masalahnya, Selena Tan tak bisa mencegah jantungnya yang berdetak kencang, darah yang mendesir serta hangat yang menjalar di sekujur tubuh karena sentuhan lembut pria itu. Selena Tan terbawa suasana, sekeliling yang sunyi, hanya ada mereka berdua dan bebas melakukan apapun. Tempat ini sungguh menghipnotis dirinya untuk menjadi wanita patuh yang bersedia direngkuh oleh pria tampan itu.
Bibir Nicole Saputra berhasil menyentuh lembut bibir incarannya, dengan lembut mengecupnya hingga membuat Selena Tan memejamkan mata. Wanita ini terlena oleh buaian pria yang sudah sangat berpengalaman dalam memuaskan wanita. Akal sehat Selena Tan benar-benar hilang manakala ia membiarkan tangan pria itu dengan leluasa menanggalkan pakaiannya, sehelai demi sehelai kain penutup tubuh itu berhamburan di sembarang tempat.
‘Aku benar-benar sudah gila, tapi ini terasa sangat nyaman.’ Selena Tan membatin saking terbuai dengan kelembutan yang Nicole Saputra dalam setiap inch kulitnya. Desahannya mencuat ketika pria itu begitu cekatan memberikan sentuhan lembut di area sensitifnya. Nafas Selena Tan berderu cepat, sensasi kenikmatan yang baru pertama kali ia rasakan sehingga ia tak mampu berpikir rasional terhadap apa yang ia lakukan sekarang. Kesabaran Nicole Saputra memberikan pemanasan dalam permainan itu pun mencapai titik terakhir, ia perlu melakukan sentakan utama agar bisa memasuki diri Selena Tan seutuhnya.
“Aaarrrghhh!” Jeritan Selena Tan terdengar nyaring saat Nicole Saputra menggagahinya. Kini tak ada lagi yang bisa ia banggakan, segel keperawanannya telah ia serahkan kepada pria itu.
***
“Aku minta maaf, aku pikir kamu hanya berbohong ketika mengatakan belum pernah.” Nicole Saputra ternyata bisa berkata lembut kepada seorang wanita. Bisa dibilang ini kali pertama dalam hidupnya, ia merasa sangat bersalah dan menyesal selepas bercinta. Wanita itu masih terus menangis sesenggukan, meratapi apa yang telah hilang dari dirinya dan yang tersisa dari kenikmatan sesaat itu hanyalah rasa perih di hati serta area yang telah dimasuki kejantanan seorang pria. Selena Tan belum sanggup merespon pernyataan maaf itu. Nicole Saputra seakan bertukar posisi dengannya, andai saja sejak awal pria itu menerima permohonan maaf darinya, semua keburukan ini tidak akan terjadi.
Selena Tan masih larut dalam tangisannya, hanya itu yang bisa melegakan perasaan yang dirundung penyesalan. Mengapa ia harus terlena sehingga begitu bodohnya menyerahkan kesucian pada pria itu? Sementara Nicole Saputra kian kebingungan menghadapi suara isakan itu. Pikiran tuan muda itu kacau, tak mampu berpikir jernih karena tertekan rasa bersalah. Ditatapnya lekat wajah Selena Tan, mereka bahkan belum sempat berpakaian utuh selepas bercinta. Nicole Saputra menelan saliva, entah apa yang akan ia katakan adalah keputusan yang tepat atau bukan, yang pasti ia sudah bertekad untuk melontarkannya. “Sudah, hentikan tangisanmu! Aku akan bertanggung jawab. Kamu akan aku nikahi, secepatnya!”
***
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved