-
-
Chapter 551
Novita.Ramadhani
10:00,May 01,2025
Perjalanan dalam kehidupan cinta yang selalu dibumbui dengan gairah dan fantasi sehingga timbul kenikmatan diantara cinta, bahkan tanpa cinta pun kenikmatan itu datang dengan sendirinya.
“James, maen beneran yuk?” ajaknya.
“Wah, gila juga nih cewek”, pikirku.
Ayu mulai merasa enak.
“Tuh enak kan”, kataku.
“Iyah”, jawabnya, “Bener! enak sekali.. lebih cepet dong James.”
Kupercepat permainanku, dan dia mendesah, “Ah.. ah.. ah..” karena merasa nikmat. Lama juga aku mengocoknya.
Tak lama kemudian, “James.. aku mau keluar lagi.”
-
-
Chapter 60
Justin
10:01,Apr 04,2022
Demi sahabat, dia rela menghadang peluru di depan dan pisau di belakang, rela untuk mati bersama! Demi cinta, dia rela menjaga hati seumur hidup, dan tak akan pernah berubah sampai mati! Carson Long, mantan pembunuh elite, kini berada di kota, menuliskan nyanyian tentang pria yang gagah berani. Aku tidak ingin menjadi pahlawan biasa, aku ingin menjadi pahlawan di antara para penjahat!
-
Chapter 390
Marshall
10:53,Sep 27,2020
Pria berwajah dingin itu merokok dan mendengarkan situasi "istrinya" sendiri baru-baru ini, dia langsung mengerutkan keningnya---
"Tuan Yan, Nyonya memukul para penjahat dan mematahkan lengan mereka."
"Pergi dan patahkan juga kedua kakinya."
"Tuan Yan, Nyonya ingin kembali ke klub malam untuk menjadi bos lagi."
"Pergi dan beli tempat itu, laki-laki tidak diizinkan masuk."
"Tuan Yan, Nyonya akan pergi ke kru dan akan syuting adegan ranjang hari ini."
"Pergi beritahu sutradara, berani membiarkan dia melakukannya, perusahaan Yan akan segera mencabut semua investasi."
"Tuan Yan, ini undangan pernikahan dari Nyonya, pengantin pria ... bukan Anda."
"..."
Malam itu, dia ditindih oleh seorang pria yang seperti kehausan akan itu, .
"Kevin Yan, aku tidak berencana selingkuh atas pernikahanku!"
Dia tersenyum dengan jahat dan berkata kepadanya: "Sayangku, ‘selingkuh’ itu hal kecil, pernikahan adalah hal yang besar...."
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Chapter 186
Dinda Tirani
11:00,Jan 18,2024
Haris dan Lidya sedang berada di ranjang tempat mereka akan menghabiskan sisa malam ini. Tubuh mereka sudah telanjang, tak berbalut apapun. Lidya berbaring pasrah dengan kedua kaki terbuka lebar. Kepala Haris berada disana, sedang dengan rakusnya menciumi dan menjilati selangkangan Lidya, yang bibir vaginanya kini sudah sangat becek. Lidah Haris terus menyapu bibir itu, dan sesekali menyentil biji kecil yang membuat Lidya menggelinjang tak karuan.
“Sayaaang, aku keluar laghiiii…”
Tubuh Lidya mengejang hebat, orgasme kedua yang dia dapatkan dari mulut Haris malam ini. Tubuhnya langsung melemas, tapi bibirnya tersenyum, tanda senang dan puas dengan apa yang dilakukan Haris. Harispun tersenyum, berhasil memuaskan teman tapi mesumnya itu.
“Lanjut yank?”
-
-
-
Chapter 40
Hervina Smely
08:05,Nov 04,2023
James Coleman, yang telah menjalani kehidupan bujang selama 28 tahun, akhirnya memutuskan untuk membatalkan pertunangannya dengan seorang gadis desa.
"Tuan James, Nyonya menawarkan lima juta dolar agar pertunangan dibatalkan," kata James Coleman sambil menyipitkan mata, "Tidak akan saya batalkan!"
"Tuan James, Nyonya menambah penawaran menjadi 20 juta dolar agar pertunangan dibatalkan," James Coleman melengkungkan bibirnya dan tersenyum, "Tawarkan kepada Nyonya sebanyak 50 juta dolar, tetapi saya tidak akan membatalkan pertunangan!"
"Nyonya menawarkan satu miliar dolar agar pertunangan dibatalkan," James Coleman, "..."
Dia merasa sangat pusing! Istrinya benar-benar mencoba menghancurkannya dengan uang! Pernikahan ini! Bahkan jika dia dikubur oleh uang, dia tidak akan membatalkannya!
-
-
-
Chapter 189
Neng Gemoy
10:00,Jun 06,2024
Ini kisah Kino tentang the coming of age yang kadang-kadang melodramatik.
Mba Rien tampak memejamkan mata erat-erat ketika Kino mengurut-urut tonjolan itu seperti yang diminta Mba Rien.
“Terus, Kino… teruskan, ohhhhhh..,” Mba Rien seperti merengek-rengek dengan wajah yang semakin memerah dan mulut membuka menghembuskan nafas memburu. Kino memenuhi permintaannya, menggosok dan mengurut dengan jari tengahnya lebih cepat lagi.
Mudah sekali jari tangannya melesak ke liang kenyal kecil di bawah sana, karena liang itu seperti membuka dengan sendirinya, dan seperti hendak menyedot masuk jarinya.
Gerakan-gerakan tangan Kino semakin teratur; naik…, turun…. berputar,… naik … turun…. melesak sedikit. Demikan seterusnya, sementara Mba Rien kini menggelinjang, mengerang-erang seperti ada kenikmatan memenuhi relung jiwanya.
“Oooooh, Kino… lebih cepat lagi ….
-