Bab 10 Wanita Ini Demam

by Summer 11:46,Mar 22,2021
Sial!

Alasan dia hari ini sangat kacau semua karena wanita ini!

Karena dia menyadari semua tingkah lakunya hari ini telah dipengaruhi oleh wanita ini.

Dia bukanlah orang yang nafsu dengan wanita, apalagi wanita seperti Ivory Ning yang tergolong biasa saja. Satu-satunya hal yang bisa dijelaskan adalah karena dia mencintai keluarganya, anaknya menyukai wanita ini, dia akan memikirkan segala cara untuk menjaga anak ini.

Namun wanita ini malah membuat masalah untuknya!

Awalnya dia berencana ingin menyeka tubuhnya dengan alkohol, namun dia tiba-tiba menjadi mudah tersinggung seperti ini.

Dia mengambil selimut lalu menutupi orang itu dengan selimut, berencana akan membiarkan dia begitu saja.

Namun sebuah tangan kecil yang hangat tiba-tiba memegang tangan besarnya.

“Pa, jangan pergi, jangan buang aku……”

Tyler Jin menoleh kebelakang, melihatnya meskipun dalam keadaan pingsan, namun ekspresi wajahnya terlihat kesakitan, lalu mulutnya mengatakan sesuatu.

Dia menggoyangkan tangannya agar bisa melepaskan tangannya, namun tangannya tangannya dipegang semakin erat, seperti ingin merebut barang paling berharga di dunia ini.

Wajah kecilnya yang bewarna merah itu meninggalkan jejak air mata yang terlihat menyedihkan.

Dia seperti sedang mengalami mimpi buruk, tubuhnya tidak berhenti bergerak, teriakan menyedihkannya semakin membesar.

“Ivory bisa menjadi anak yang baik….. pa, jangan tinggali Ivory! Jangan!”

Jari telunjuknya dipegang erat olehnya, seperti seorang anak perempuan yang memerlukan perlindungan dan mengharapkan kasih sayang dari seorang ayah.

Wajah dinginnya seketika menjadi melembut, menghelakan nafas berkata “Aku tidak pergi.”

Meskipun wajahnya berpura-pura terlihat dingin, namun hatinya sudah terluhat kasihan.

Duduk disamping tempat tidur, jarinya yang panjang mengangkat rambutnya yang sudah basah dengan keringat, gerakan yang keras pada dirinya perlahan-lahan berubah menjadi lembut.

Sekarang dia barulah tenang, namun tangannya masih memegang erat tangan Tyler Jin, dan ditempelkan pada wajah kecilnya yang hangat.

Wajahnya yang hangat itu bertemu dengan tangan yang dingin, jari tangannya bergetar, menepuk wajahnya yang memperagakan peran seorang ayah.

“Ayo, gosok pakai alkohol untuk meredakan suhu.

Namun dia sangat tidak suka bekerja sama, terus menempel pada punggung tangannya tidak bergerak.

Dia menggerutkan keningnya, membentaknya dalam suara rendah “Jika tidak menurut, aku akan pergi!”

Orang itu seperti mendengar kata-katanya, langsung melepaskan tangannya, namun masih memasang wajah yang terlihat kasihan, kedua tangannya memeluk dirinya dan kedua kakinya meringkuk diatas tubuhnya.

Dia sejak kapan bisa melihat wanita yang lemah seperti ini?

Biasanya wanita yang muncul di hadapannya adalah wanita yang anggun.

Dia adalah orang pertama yang terlihat menyedihkan muncul dihadapannya.

Dia sebelumnya pernah melihat data dirinya, tahu dia adalah anak dari single parents, kedua orang tuanya sudah bercerai sejak dia masih kecil, setelah itu ayahnya mulai menikah lagi, meninggalkan Kota Utara, dan tak pernah kembali lagi.

Apa yang dia alami sama dengan Tyler Jin, dibesarkan oleh satu orang tua, sejak berumur lima tahun dia sudah kehilangan ibunya, tahu dengan rasa sakit saat merindukan orang yang dikasihinya.

Jadi meskipun dia memiliki hati yang dingin, kali ini hatinya juga bisa meleleh.

Ini pertama kali untuk seorang CEO yang tinggi mengurus orang.

……

Malam ini terasa sangat panjang, subuh hari Ivory Ning bangun karena tatapan mata seseorang.

Ketika dia membuka mata, sepasang mata yang besar sedang menatapnya tanpa berkedip.

Melihatnya sadar, anak kecil itu langsung mendekatinya, dengan imut bertanya “Mommy, apakah tubuhmu sudah membaik?”

“Membaik?” Ivory Ning sedikit binggung, kemarin malam dia hanya merasa dirinya seperti sedang mengalami sebuah mimpi yang panjang, dalam mimpinya pertama-tama dia berada dalam musim dingin, lalu panas.

Melihatnya tidak ingat, anak kecil itu langsung mengingatkan “Mommy, kemarin malam kamu demam, Daddy menjagamu semalaman.”

Dia sedangan mengatakan dengan nada yang tidak jelas, membuat wajah Ivory Ning seketika berubah menjadi merah.

Setelah itu dia seperti habis disambar petir, dengan terkejut langsung bangkit duduk, memegang tangan anak kecil itu “Maksudmu ayahmu menjagaku semalaman?”

“Iya, dia juga memberikan penghangat tubuhmu dalam keadaan terbuka.”

Kata-kata anak ini membuat hati Ivory Ning berdetak dengan kencang, wajahnya terasa panas, bahkan seketika dia ingin memasukkan dirinya ke dalam selimut.

Astaga, benar-benar memalukan. Dia ternyata kemarin malam sudah membuka pakaiannya……

“Ayahmu mungkin khawatir kalau aku mati kamu akan sedih.”

Dia mengalihkan pandangannya, tidak berani bertatapan dengan Austin.

Karena melihat Tyler Jin dalam versi kecil membuatnya teringat dengan gambaran saat membuka pakaian, seluruh tubuhnya terasa panas.

“Mommy, kenapa wajahmu sangatlah merah seperti pantat monyet?”

Anak kecil ini bertanya dengan sengaja, membuat Ivory Ning menjadi semakin malu.

Dan pada saat ini ada orang yang menekan bel apartemen, setelah itu ada orang yang membukanya.

Linda membawa sebuah botol yang hangat ke dalam kamar, melihat Austin dia tersenyum sambil membungkukkan tubuh terlebih dahulu, menyapanya “Tuan Muda pagi, kita sudah harus pergi berangkat sekolah.”

“Aku tidak mau pergi, hari ini aku inign menjaga Mommy!” anak kecil itu langsung bersembunyi di belakang Ivory Ning.

Linda tidak ribut dengan anak kecil lagi, namun dia tersenyum kepada Ivory Ning, menggoyangkan botol hangat diatas tangannya “Ini adalah Bubur Haisom, nanti jangan lupa minum ya, lalu ini adalah kartu pembuka pintu. Hari ini CEO sudah mengijinkan kamu untuk istirahat dirumah, dia bilang dengan keadaan kamu yang terlihat seperti orang mati ini, jangan pergi untuk menghancurkan keadaan.”

“Oke…..” Ivory Ning tersenyum canggung, lalu menerima botol hangat itu.

Kata-kata ini seperti dengan yang dikatakan oleh Tyler Jin, dia sedikitpun tidak terkejut.

Dia berbalik, lalu berlutut untuk membujuk anak kecil di hadapannya “Austin, kamu mendengar kata-kata Mommy bukan? Kamu pergi belajar yang baik di sekolah, setelah pulang sekolah Mommy akan memasak makanan yang enak untukmu!”

Anak kecil itu ragu beberapa saat, lalu dengan tidak tega menganggukkan kepala, berjalan kesamping Linda, namun sengaja melepaskan genggaman tangan yang ingin diraih oleh orang itu, pergi dengan kesal.

Ivory Ning tersenyum, Tuan Muda kecil ini ternyata memiliki tempramen yang besar, mungkin ini adalah sebuah keturunan!

Ketika hanya ada dia seorang di apartemen, dia membawa botol hangat itu ke atas meja, ketika siap untuk menyantapnya, dia teringat kemarin malam dia khusus memasakkan satu mangkuk mie untuk Tyler Jin, dia mengira dia tidak akan memakannya.

Namun ketika dia membuka lemari es, dia menyadari mie itu sudah menghilang.

Dia berputar di dapur, bahkan sudah mencari ke kotak sampah, namun dia tetap dia menemukan jejak sedikitpun.

Mungkin dibuang oleh Tyler Jin, orang sepertinya pasti tidak mungkin makan di tengah malam!

Dia menggerucutkan bibirnya, baru duduk dengan tenang sambil menikmati buburnya.

Bubur ini sangatlah harum dan sangat segar, beberapa saat kemudian bubur ini disantap olehnya hingga habis.

Ketika dia berencana ingin mencuci piring, ponsel yang berada di atas meja bordering.

Didalam ponsel itu muncul nama Leo Chen, dia sedikit ragu, namun akhirnya dia masih menerimahnya, tapi tidak buka suara terlebih dahulu.

Dibalik telepon itu terdengar suara orang yang cemas “Ivory, aku dengar dari ibumu kemarin malam kamu lebur hingga subuh. Lambungmu selalu tidak baik, jika kamu begadang seharian jangan mengkonsumsi makanan yang berminyak. Aku sekarang sudah sampai di lantai bawah perusahaan, kamu turunlah sebentar, aku membawakan sarapan untukmu!”

Meskipun nada bicaranya terdengar sangat cemas, namun terdengar penuh dengan harapan.

Ivory Ning tercenggang dan ingin menolak.

Namun Leo Chen buka suara terlebih dahulu “Aku sudah memasak bubur untukmu, pukul lima pagi aku sudah bangun untuk masak bubur ayam yang harum.”

Dia awalnya ingin menolaknya, namun akhirnya dia kembali menahannya.

“Sudahlah, kamu tunggu aku 10 menit, aku sekarang akan kesana.”

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

557