Bab 5 Waktu Itu Kamu Bukan Yang Pertama Kali
by Mia Chelsey
18:46,Feb 18,2020
Amelia membuka mulut, ingin mengaku salah kepadanya, berusaha agar hukuman setengah tahun ini bisa dikurangi.
Kesombongan memenangkan segalanya, lebih memilih disiksa setengah tahun, daripada harus lebih banyak berkata-kata halus dengan laki-laki ini.
"Terserah kamu!" Amelia berkata sambil menggertakkan gigi.
"Terlihat sedikit tidak tulus, tidak seharusnya berterima kasih karena aku memberimu lebih banyak waktu untuk menggoda dan mencintai aku?" Steven mengelus dagunya, menatap matanya sambil bertanya.
Steven ingin memperpanjang waktunya juga bukan karena belum menikmati seluruh tubuhnya, gadis ini sudah berada di sisinya hampir dua tahun, belum membuat Steven bosan.
Steven tidak percaya, sebagai kepala keluarga baru di keluarga Qiao, masa dia tidak bisa menang melawan gadis kecil ini.
Steven paling suka tantangan, dia ingin membuat Amelia benci setengah mati padanya, kemudian membuat Amelia kembali cinta mati padanya, kemudian pelan-pelan memberitahukan padanya tujuan dia mendekatinya.
Terakhir…… Steven tentu saja akan membuat wanita yang ingin mendapat keuntungan ini membayar harga atas semua yang telah dia lakukan.
"Aku pernah sangat berterima kasih padamu……" Pandangan matanya cerah, sama sekali tidak terlihat seperti dia sedang berbohong.
Amelia ingin mengutarakan pemikirannya kepada Steven, perkataannya baru diucapkan setengah, di mata Steven seperti ada banyak pertanyaan, tapi Amelia menutup mulutnya.
"Lanjutkan bicaranya, kenapa tidak bicara lagi?"
"Kamu mencari aku, bukannya untuk memberikan yang kamu inginkan? Kita tidak perlu berkata apa-apa, bagi kamu dan aku, terlalu banyak yang dikatakan tidak ada gunanya." Amelia berbicara dengan nada yang datar.
Dia sekali lagi tidak tahu kenapa tiba-tiba tersulut emosinya, mendorong Amelia ke ranjang.
Amelia memegang erat-erat tangannya yang besar, berkata dengan terburu-buru: "Sopan sedikit, jangan sampai merusak bajuku, kalau tidak aku harus keluar uang lagi untuk membeli."
"Kamu menyalahkan aku karena tidak memberimu cukup uang?" Steven tiba-tiba menatap dia dan bertanya.
Kevin pernah memberikan kartunya kepada Amelia, membiarkan dia bebas menggunakan uang dalam batas yang ditentukan, tapi Amelia sama sekali tidak pernah menggunakan sepeserpun uang itu. Amelia tinggal disini, bahkan sandal, handuk, pasta gigi, sikat gigi, semuanya dia beli dengan uangnya sendiri.
Steven juga mengira Amelia sangat memiliki integritas, sekarang sepertinya, tidak seperti itu.
Amelia melihat dia seperti sedang melihat alien, benar-benar meragukan bahasa yang mereka gunakan bukan bahasa yang sama. Kalau bukan, berarti otak laki-laki ini bermasalah, perkataan dia sering diputarbalikkan oleh Steven.
Sikap Amelia membuat dia sekali lagi kehilangan kontrol diri.
"Malam ini bisa tidak jangan seperti ini, aku tidak ingin membuat Laura membenciku!"
"Kamu tidak punya hak melawan!"
Di dunia ini memang ada begitu banyak ketidakadilan.
"Bagi kamu ini sangat menyakitkan?" Kalau begitu kenapa kamu masih menggoda Stefanus, apa kamu tidak tahu sifat aslinya?"
"Kapan aku menggoda dia?"
"Aku sudah melihatnya! Aku peringatkan kamu, jangan berharap bisa bersama dengannya!" Kata-katanya membuat orang ketakutan.
Mereka punya perjanjian, dalam kurun waktu yang ditentukan, tidak boleh bergandengan tangan dengan laki-laki, karena dia punya phobia kotor.
Tapi dia boleh bermesraan dengan istrinya, dan dengan Amelia, Amelia juga punya phobia kotor!
"Tenang saja!" Amelia berkata dengan dingin, "Kalau sudah tidak ada keperluan lain, aku mau mandi dan tidur, silahkan pergi." Selesai berbicara dia berdiri, tapi kemudian didorong kembali oleh Steven.
"Dengarkan sampai aku selesai berbicara, kamu mendekati dia sama sekali tidak ada keuntungan untukmu. Yang pertama, dia seorang yang ***, kamu hati-hati tertular. Yang kedua, meskipun dia punya uang tapi dia sama sekali tidak memiliki kekuasaan memimpin salah satu bisnis keluarga, takutnya tidak bisa memenuhi permintaanmu. Jadi……" Kata-kata Steven belum selesai diucapkan, Amelia sudah tidak sabar memotongnya.
"Kamu tidak perlu khawatir, aku tidak tertarik dengan laki-laki di keluarga kalian, tidak peduli itu kamu atau dia. Lepaskan aku, aku sudah memenuhi keinginanmu, sekarang waktunya bebas."
Amelia mendorong dia, ingin bangkit berdiri, tapi Steven masih terus menerus melanjutkan berbicara dengannya.
"Aku lupa, apa kamu masih terus mengingat Jefferson? Atau laki-laki lain?"
"Hatiku tidak ada urusannya denganmu!" Amelia menjawab dengan menunjuk hatinya.
"Tubuhmu ada urusannya denganku, kenapa kamu membohongiku?" Suara Steven menjadi dingin.
"Membohongimu apa, aku tidak mengerti." Ekspresi wajahnya sangat serius, seperti seorang polisi yang sedang menginterogasi pelaku kriminal, hati Amelia sedikit tidak tenang, dia benar tidak melakukan sesuatu apapun.
"Harus aku mengatakan yang sejelas mungkin, baru kamu mengakuinya?"
"Katakan yang jelas, kalau tidak aku tidak tahu kamu meminta aku mengakui apa! Dia mengerutkan alis, menggerakkan tubuhnya, dalam pengawasan Steven.
Steven menatap dia berkata pelan kepadanya: "Kamu pernah melakukan operasi, operasi yang membuat seorang wanita menjadi gadis kembali!"
"Operasi selaput dara?" Dia terpikir kemungkinan ini, terkejut sekali.
Steven berdehem, mengambil selembar tissue dari kotak tissue yang ada di atas laci samping tempat tidur mengusap tangannya, berkata dengan pelan: "Sudah mengaku?"
Kesombongan memenangkan segalanya, lebih memilih disiksa setengah tahun, daripada harus lebih banyak berkata-kata halus dengan laki-laki ini.
"Terserah kamu!" Amelia berkata sambil menggertakkan gigi.
"Terlihat sedikit tidak tulus, tidak seharusnya berterima kasih karena aku memberimu lebih banyak waktu untuk menggoda dan mencintai aku?" Steven mengelus dagunya, menatap matanya sambil bertanya.
Steven ingin memperpanjang waktunya juga bukan karena belum menikmati seluruh tubuhnya, gadis ini sudah berada di sisinya hampir dua tahun, belum membuat Steven bosan.
Steven tidak percaya, sebagai kepala keluarga baru di keluarga Qiao, masa dia tidak bisa menang melawan gadis kecil ini.
Steven paling suka tantangan, dia ingin membuat Amelia benci setengah mati padanya, kemudian membuat Amelia kembali cinta mati padanya, kemudian pelan-pelan memberitahukan padanya tujuan dia mendekatinya.
Terakhir…… Steven tentu saja akan membuat wanita yang ingin mendapat keuntungan ini membayar harga atas semua yang telah dia lakukan.
"Aku pernah sangat berterima kasih padamu……" Pandangan matanya cerah, sama sekali tidak terlihat seperti dia sedang berbohong.
Amelia ingin mengutarakan pemikirannya kepada Steven, perkataannya baru diucapkan setengah, di mata Steven seperti ada banyak pertanyaan, tapi Amelia menutup mulutnya.
"Lanjutkan bicaranya, kenapa tidak bicara lagi?"
"Kamu mencari aku, bukannya untuk memberikan yang kamu inginkan? Kita tidak perlu berkata apa-apa, bagi kamu dan aku, terlalu banyak yang dikatakan tidak ada gunanya." Amelia berbicara dengan nada yang datar.
Dia sekali lagi tidak tahu kenapa tiba-tiba tersulut emosinya, mendorong Amelia ke ranjang.
Amelia memegang erat-erat tangannya yang besar, berkata dengan terburu-buru: "Sopan sedikit, jangan sampai merusak bajuku, kalau tidak aku harus keluar uang lagi untuk membeli."
"Kamu menyalahkan aku karena tidak memberimu cukup uang?" Steven tiba-tiba menatap dia dan bertanya.
Kevin pernah memberikan kartunya kepada Amelia, membiarkan dia bebas menggunakan uang dalam batas yang ditentukan, tapi Amelia sama sekali tidak pernah menggunakan sepeserpun uang itu. Amelia tinggal disini, bahkan sandal, handuk, pasta gigi, sikat gigi, semuanya dia beli dengan uangnya sendiri.
Steven juga mengira Amelia sangat memiliki integritas, sekarang sepertinya, tidak seperti itu.
Amelia melihat dia seperti sedang melihat alien, benar-benar meragukan bahasa yang mereka gunakan bukan bahasa yang sama. Kalau bukan, berarti otak laki-laki ini bermasalah, perkataan dia sering diputarbalikkan oleh Steven.
Sikap Amelia membuat dia sekali lagi kehilangan kontrol diri.
"Malam ini bisa tidak jangan seperti ini, aku tidak ingin membuat Laura membenciku!"
"Kamu tidak punya hak melawan!"
Di dunia ini memang ada begitu banyak ketidakadilan.
"Bagi kamu ini sangat menyakitkan?" Kalau begitu kenapa kamu masih menggoda Stefanus, apa kamu tidak tahu sifat aslinya?"
"Kapan aku menggoda dia?"
"Aku sudah melihatnya! Aku peringatkan kamu, jangan berharap bisa bersama dengannya!" Kata-katanya membuat orang ketakutan.
Mereka punya perjanjian, dalam kurun waktu yang ditentukan, tidak boleh bergandengan tangan dengan laki-laki, karena dia punya phobia kotor.
Tapi dia boleh bermesraan dengan istrinya, dan dengan Amelia, Amelia juga punya phobia kotor!
"Tenang saja!" Amelia berkata dengan dingin, "Kalau sudah tidak ada keperluan lain, aku mau mandi dan tidur, silahkan pergi." Selesai berbicara dia berdiri, tapi kemudian didorong kembali oleh Steven.
"Dengarkan sampai aku selesai berbicara, kamu mendekati dia sama sekali tidak ada keuntungan untukmu. Yang pertama, dia seorang yang ***, kamu hati-hati tertular. Yang kedua, meskipun dia punya uang tapi dia sama sekali tidak memiliki kekuasaan memimpin salah satu bisnis keluarga, takutnya tidak bisa memenuhi permintaanmu. Jadi……" Kata-kata Steven belum selesai diucapkan, Amelia sudah tidak sabar memotongnya.
"Kamu tidak perlu khawatir, aku tidak tertarik dengan laki-laki di keluarga kalian, tidak peduli itu kamu atau dia. Lepaskan aku, aku sudah memenuhi keinginanmu, sekarang waktunya bebas."
Amelia mendorong dia, ingin bangkit berdiri, tapi Steven masih terus menerus melanjutkan berbicara dengannya.
"Aku lupa, apa kamu masih terus mengingat Jefferson? Atau laki-laki lain?"
"Hatiku tidak ada urusannya denganmu!" Amelia menjawab dengan menunjuk hatinya.
"Tubuhmu ada urusannya denganku, kenapa kamu membohongiku?" Suara Steven menjadi dingin.
"Membohongimu apa, aku tidak mengerti." Ekspresi wajahnya sangat serius, seperti seorang polisi yang sedang menginterogasi pelaku kriminal, hati Amelia sedikit tidak tenang, dia benar tidak melakukan sesuatu apapun.
"Harus aku mengatakan yang sejelas mungkin, baru kamu mengakuinya?"
"Katakan yang jelas, kalau tidak aku tidak tahu kamu meminta aku mengakui apa! Dia mengerutkan alis, menggerakkan tubuhnya, dalam pengawasan Steven.
Steven menatap dia berkata pelan kepadanya: "Kamu pernah melakukan operasi, operasi yang membuat seorang wanita menjadi gadis kembali!"
"Operasi selaput dara?" Dia terpikir kemungkinan ini, terkejut sekali.
Steven berdehem, mengambil selembar tissue dari kotak tissue yang ada di atas laci samping tempat tidur mengusap tangannya, berkata dengan pelan: "Sudah mengaku?"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved