Sellin tak tahu bagaimana jadinya bila dia tidak di pertemukan dengan Marvin. Laki-laki berparas tampan namun selalu bersikap dingin itu. Tiga kali sudah dia di tolong oleh Marvin dari kejahatan preman jalanan, sampai akhirnya Marvin memberi pekerjaan di kantornya. Meskipun jadi OG tapi Sellin tetap senang. OG di perusahaan besar tentu gajinya juga besar. Hanya saja, sejak dia masuk kerja Marvin selalu mengganggunya. Pekerjaan yang tak masuk akal pun masuk ke dalam list daftar kerja OG. Sellin jelas tahu dia tengah dimanfaatkan. Kesal dan sebal makanan sehari-harinya, sampai akhirnya dia menyadari perasaannya sejak kepergian Marvin ke luar negeri. Sellin : "Maaf, Pak, kerjaku di sini sebagai OG!" Marvin : "Tapi di sini saya bos kamu." Sellin : "Pak ... " Marvin : "What?" Sellin : "I hate you!" Marvin : "I love you too."