Bab 3 Melakukan penyerangan

by Willy 08:01,Jun 25,2023
Shella Tang langsung linglung dan pikirannya menjadi kosong.

   "Kamu!" Kedua pengawal itu membelalak. Mereka sudah berjaga-jaga dan berdiri di dekat Shella Tang, tetapi mereka sama sekali tidak menyadari bagaimana Tavis Chen memeluk Shella Tang.

   Keduanya seperti embusan angin, bergegas menuju Tavis Chen dalam sekejap, tetapi ada sesuatu yang melintas di depan lalu melayang keluar.

  Kedua pengawal itu menjadi lebih terkejut.

  Namun, pada saat yang sama keduanya terjatuh, ada tiga buah peluru melintasi mereka.

  Seorang pria berbaju putih muncul di depan dan menaruh jas di lengan. Ada sebuah peredam pistol disembunyikan di bawah jas, hanya moncong hitam yang terlihat.

   "Pembunuh!" Ekspresi kedua pengawal itu berubah dan segera bangkit dari lantai.

   Ternyata pria ini menyelamatkan mereka dan nona.

   "Teman, masalah ini tidak ada hubungannya denganmu. Sepertinya kamu tidak usah terlibat dalam masalah ini. " Pria itu tampak murung.

  Tavis Chen memandang Shella Tang yang tampak pucat di lengannya, tersenyum, "Dia telah membantuku, dan aku bukanlah temanmu."

  "Oke, kalau begitu kamu mati bersamanya saja." Kata pria itu dan hendak menarik pelatuknya lagi.

   Ekspresi kedua pengawal itu berubah lagi.

  Namun, saat pelatuk ditarik, Tavis Chen mulai beraksi, pergelangan tangan pria itu ditendang, dan tembakannya melesat ke atas.

Aksinya sangat cepat!

Selain itu, dia juga sedang merangkul seseorang.

  Ekspresi pria itu berubah dan mau menembak lagi tapi pergelangan tangannya dicengkeram dan dpatahkan dengan sekejap.

   Wajah pria itu ketakutan, tetapi ketakutan itu tergantikan oleh kekejaman dalam sekejap. Ada sebuah belati yang berkilauan di tangan lainnya.

   Shella Tang melihatnya, tubuhnya gemetaran, dan secara naluriah memeluk Tavis Chen dengan erat.

   Hampir pada saat yang sama, pria itu hendak menikam pinggang Tavis Chen dengan kecepatan kilat.

   Semua ini terjadi terlalu cepat, Shella Tang bahkan tidak sempat menutup matanya, dan melihat sebuah bayangan.

   Bahkan kedua pengawal itu tidak sempat berteriak saat menghadapi kecepatan pisau si pembunuh, seolah tenggorokan mereka tersangkut.

  Tidak disangka, walau tangan kanannya sudah dipatahkan, gerakannya masih begitu cepat.

  Namun, pisau itu berhenti berjarak dua sentimeter dari tulang rusuk Tavis Chen, kemudian kedua pengawal itu berkedip, pisaunya patah dan pria itu melolong kesakitan.

   Cuuk!

  Dia memukul dalam jarak yang begitu dekat, orang biasa pasti tidak akan bisa mengeluarkan kekuatan yang besar. Tak diduga, pukulan ini langsung membuat si pembunuh tergeletak.

  Kedua pengawal itu linglung sejenak lagi, tetapi mereka segera tersadar dan bergegas menuju pembunuh itu.

  Pembunuh yang tergeletak tiba-tiba mengerahkan kekuatan terakhirnya, menabrak pilar di sebelahnya dan mati di tempat.

  Dia telah melihat seorang pria paruh baya yang mendekat kemari dan dikelilingi oleh beberapa pria berbaju hitam dari kejauhan.

   Jelas, dia tahu apa yang akan terjadi jika dia tertangkap.

   "Putriku, apa yang terjadi." Pria paruh baya itu berjalan cepat, mengenakan pakaian santai dan mengenakan sepasang sepatu kain hitam.

   "Ayah!" Shella Tang tersadar kembali setelah mendengar suara pria itu, dan segera keluar dari pelukan Tavis Chen. Wajahnya memerah.

   Salah satu pengawal Shella Tang segera melangkah maju dan melaporkan apa yang baru saja terjadi. Pria paruh baya itu memandang Tavis Chen.

   "Ayah, dialah yang menyelamatkanku, bukan hanya aku, tapi juga menyelamatkan mereka berdua." kata Shella Tang terlihat seperti ingin menangis.

   "Nak, nama saya Richardson Tang, terima kasih telah menyelamatkan putri saya." Richardson Tang melangkah maju dan menjabat tangan Tavis Chen.

  Dia sangat memahami kekuatan dua pengawal di samping putrinya. Kekuatan kedua pengawal ini hampir setara dengan pengawal di sekitarnya, tetapi pria ini malah menyelamatkan mereka...

  Tavis Chen tersenyum, "Bukanlah hal besar."

"Bagaimana mungkin itu bukanlah hal besar. Saya, Richardson Tang, adalah orang yang tahu cara berterima kasih. Ini adalah kartu nama saya. Jika kamu memiliki masalah apapun, hubungilah aku." Richardson Tang mengeluarkan kartu namanya.

“Tidak perlu, saya juga tidak memiliki masalah apapun, terlebih lagi, putrimu yang membantuku terlebih dahulu.”Tavis Chen tidak mengambil kartu nama itu, karena dia merasa tidak memiliki masalah apapun dan bahkan jika terjadi sesuatu, itu juga tidak akan bisa dibantu olehnya.

   Orang-orang di sekitar terkejut.

   Bocah ini bahkan tidak menerima kartu namanya. Perlu diketahui, mendapatkan janji dari Richardson Tang di Kota Donghai, bukan hanya seperti memperoleh jimat yang kuat, tetapi juga bisa hidup sukses di masa mendatang.

Karena, orang di depannya adalah bos mafia terkenal di Kota Donghai.

Richardson Tang juga terkejut, tetapi dia segera tenang kembali dan tertawa, "Oke, oke, kamu mungkin tidak akan menghadapi masalah apapun dengan keterampilan bertarung yang hebat."

Tavis Chen tersenyum ringan, berbalik dan hendak pergi.

Orang ini akan pergi begitu saja tanpa mengambil kartu nama ayahnya, dan bahkan tidak melihatnya sebelum pergi?

Shella Tang tidak bisa menahan diri, berkata, "Nama saya Shella Tang, siapa namamu?"

  Tavis Chen menoleh dan melirik Shella Tang, tersenyum berkata, "Namaku Tavis Chen."

   "Tavis Chen ..." Richardson Tang bergumam mengucapkan namanya.

   Melihat Tavis Chen menghilang di tengah keramaian, Shella Tang menarik kembali pandangannya.

  Terdengar sirene beberapa mobil polisi, kemudian tujuh atau delapan polisi yang bersenjata lengkap keluar dari mobil.

Seorang polisi wanita jangkung dan gagah memegang pistol, mengecek apakah pria yang terbaring di tanah itu masih bernafas, lalu menyimpan senjatanya. Rekan-rekan lainnya menutup wilayah tersebut dengan garis polisi lalu mengenakan sarung tangan putih, membereskan pistol peredam suara dan pisau silet yang terbelah menjadi dua.

Kedua pengawal Shella Tang memandang Richardson Tang, lalu berbalik dan berjalan menuju polisi wanita itu.

   "Petugas, pria ini menembak dan menyerang kami. Setelah berhasil ditahan, dia langsung bunuh diri." kata seorang pengawal.

   "Saya Anna Liang," polwan itu menunjukkan ID polisinya, "Siapa lagi yang berada di sana tadi?"

"Petugas Liang, kami baru saja keluar dari mobil. Putriku dan kedua pengawal itu diserang, putriku ketakutan, jadi biarkanlah mereka berdua yang membuat pernyataan. Ini nomor telepon saya. Jika ada yang dibutuhkan, kami pasti akan bekerja sama dengan baik.”

Richardson Tang mengeluarkan kartu namanya dengan sangat sopan.

"Tidak perlu."

Bagaimana mungkin Anna Liang tidak tahu siapa orang ini di depannya ini? Orang ini sangat terkenal, dan tentu saja dia dapat mencari nomor teleponnya. Jika tidak ada orang seperti itu, Kota Donghai akan jauh lebih aman.

Pada siang bolong, terjadi penembakan di stasiun kereta Kota Donghai, Anna Liang mengertakkan gigi, dan menunjukkan raut wajah yang tidak begitu baik terhadap Richardson Tang di depannya.

Namun, tampaknya si pembunuh memang mengincar putri Richardson Tang. Semua orang tahu putri Richardson Tang, Shella Tang, tidak hanya cantik, tetapi juga suka membantu. Entah mengapa dia sangat berbanding terbalik dari ayahnya. Sungguh sial dilahirkan dalam keluarganya.

   "Apakah tidak ada orang lain lagi selain mereka bertiga?" Anna Liang mengeluarkan buku catatannya dan mulai mencatat.

Saat kedua pengawal itu hendak berbicara, Richardson Tang berkata: "Seseorang baru saja membantu kami, tetapi dia sudah pergi." Richardson Tang memandangi dua pengawal Shella Tang, "Kalian berdua, beritahukanlah detail kronologisnya pada Petugas Liang."

   "Baik, Tuan Tang."

   "Ngomong-ngomong, Petugas Liang, jika Anda dapat menemukan pria itu, tolong bantu aku untuk berterima kasih kepadanya lagi." Richardson Tang membungkuk sedikit, lalu pergi bersama Shella Tang.

  Anna Liang mengerutkan kening, menaruh folder itu ke tangan seorang rekan.

   "Ferry, catatlah. Aku akan pergi memeriksa kamera cctv."

  ...

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

60